Selasa, 22 November 2011

tulisan KEMISKINAN ekonomi koperasi

Ekonomi Koperasi

KEMISKINAN DI INDONESIA

logo_gunadarma

MARLINA

Kelas : 2EA21

NPM : 14210229

Program Study Ekonomi

Jurusan Ekonomi Manajemen

UNIVERSITAS GUNADARMA

BEKASI

2011


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berkat rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas penulisan tentang ekonomi. Selain sebagai tugas, tulisan ini saya buat juga dengan tujuan sebagai pengetahuan atau informasi kepada pembaca serta rekan-rekan mahasiswa tentang perekonomian di Indonesia. Sehingga bisa menjadi pengalaman serta pedoman untuk para pembacanya.

Banyak sekali rintangan dan hambatan dalam penyelesaian tulisan ini, baik dari segi sarana, waktu, dan lain-lain. Dengan selesainya pembuatan tulisan ini bukan semata-mata karena kemampuan saya, melainkan banyak pihak yang mendukung dan membantu saya. Dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian tulisan ini.

Saya berharap nantinya tulisan ini akan sangat berguna bagi para pembaca. Saya sebagai penyusun menyadari karena dalam penyusunan tulisan ini terdapat banyak kesalahan baik dari segi bahasa maupun tulisan. Oleh sebab itu kritik serta saran yang bersifat membangun saya harapkan, agar ke depannya nanti saya mampu lebih baik lagi.

Bekasi, November 2011

Penyusun

MARLINA


DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 1

Tujuan Penulisan 1

Manfaat Penulisan 1

BAB II Analisis Masalah Kemiskinan dan Dimensi Kemiskinan 3

Pengertian Kemiskinan 3

Kriteria Orang Miskin 3

Dimensi Kemiskinan 4

Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan 4

Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kemiskinan 5

BAB III Penutup 7

Kesimpulan 7

Saran 7

Referensi 7


BAB I

PENDAHULAN

1. Latar Belakang

Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dulu hingga sekarang apalagi sejak krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak tahun 1997. Rendahnya tingkat kehidupan yang sering sebagai alat ukur kemiskinan pada hakekatnya merupakan salah satu mata rantai dari munculnya lingkaran kemiskinan.

Kaum perempuan pada dasarnya merupakan pihak yang paling dirugikan, mereka sering menanggung beban hidup yang lebih berat daripada kaum pria. Demikian pula dengan anak-anak yang menderita akibat masa depan mereka terancam oleh kekurangan gizi, rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan.

Pengangguran di kota semakin banyaknya para pendatang baru yang ingin mengadu nasib adalah tempat impian mereka selanjutnya untuk mencari pekerjaan. Lapangan pekerjaan industri pun tidak sebanding dengan para pencari kerja. Sehingga pengangguran semakin banyak dan tingkat kemiskinan mulai meningkat.

2. Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian kemiskinan dan dimensi kemiskinan?

b. Apa sajakah faktor – faktor penyebab kemiskinan ?

c. Bagaimana solusi atau upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan?

3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengertian kemiskinan dan dimensi kemiskinan.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab kemiskinan.

c. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan.

4. Manfaat Penulisan

Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan mendapat manfaat baik secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

a. Secara Teoritis.

Penelitian ini diharapkan menambah bahan kepustakaan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berguna bagi masyarakat pada umumnya dan bagi mahasiswa ekonomi pada khususnya.

b. Secara Praktis.

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan yang berguna bagi masyarakat, mahasiswa, pemerintah daerah, instansi - instansi terkait lainnya.

BAB II

ANALISIS MASALAH

KEMISKINAN DAN DIMENSI KEMISKINAN

A. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

· Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

· Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

· Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

B. Kriteria Orang Miskin

Ada beberapa kriteria kemiskinan yang kita kenal, namun yang paling sering kita dengar adalah angka kemiskinan versi BPS. Kriteria orang miskin versi BPS ditentukan oleh beberapa faktor atau parameter. Ada 14 parameter yang menentukan apakah orang tersebut layak disebut orang miskin atau tidak. Di antara parameter-parameter tersebut adalah seperti pendapatan per bulan, kalori yang dikonsumsi, dan akses listrik.

Jika kita lihat lebih dalam, kriteria-kriteria ini nampaknya memang sangat tidak manusiawi tetapi itulah potret atau gambaran kemiskinan di Indonesia yang masih sangat jauh dari layak. Terlebih jika kita bandingkan standar yang ditetapkan oleh BPS dengan World Bank. Menurut World Bank, salah satu kriteria orang miskin di Indonesia adalah mereka yang berpenghasilan di bawah dua dollar per hari atau sekitar Rp. 20.000,-.

Sejarah mencatat, Angka kemiskinan berhasil turun tajam dari sekitar 60 juta jiwa atau 40 persen dari jumlah penduduk menjadi hanya tinggal 27,2 juta jiwa atau 15 persen pada tahun 1990 (Basri, 1994). keberhasilan pengurangan angka kemiskinan ini besar kemungkinan disebabkan oleh dua faktor, pertama karena keberhasilan PJP I atau bisa juga karena perubahan kriteria kemiskinan yang notabenenya mengalami penurunan kualitas dibandingkan kriteria sebelumnya.

Kemiskinan memang merupakan momok utama dalam perekonomian suatu negara. Makin banyak kemiskinan di suatu negara, menggambarkan ketidakberesan negara dalam mengurus rakyatnya. Selain itu, kemiskinan juga merupakan potret adanya suatu kegagalan ekonomi. Terlebih jika kemiskinan telah berlansung sejak lama. Bila hal ini sudah terjadi maka kemiskinan ini bukan merupakan fenomena sesaat tetapi sudah menjadi fenomena struktural yang harus diselesaikan dengan cara yang sistematis dan berkelanjutan.

C. Dimensi Kemiskinan

Kemiskinan terdiri dari beberapa kelompok dimensi, yaitu :

a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan yang kalah. Indonesia sebagai Negara berkembang bisa menjadi pihak yang kalah dalam globalisasi, sehingga daerah industri dapat menjadi daerah dengan bertambahnya penduduk miskin.

b. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan akibat rendahnya. Kemiskinan pedesaan akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembanguna perkotaan akibat kecepatan pertumbuhan perkotaan.

c. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas.

d. Kemiskinan konsekuensial, kemiskinan akibat faktor-faktor eksternal seperti konflik / bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.

D. Faktor – Faktor Penyebab Kemiskinan

Berikut ini merupakan factor-faktor penyebab kemiskinan:

1. Adanya peralihan lahan dari pertanian menjadi kawasan industri dan real estate. Peralihan ini mendorong peralihan mata pencaharian juga. Bagi yang tidak mempunyai kompetensi akan kesulitan menghadapinya dan bukan tidak mungkin akan menjadi pengangguran dan menambah tingkat kemiskinan di Bekasi

2. Nelayan yang sudah tidak dapat melaut lagi karena kelangkaan dan mahalnya bahan bakar solat, lebih besar biaya operasional ketimbang hasilnya sedang solar subsidi kebanyakan dijual oleh petugas ke industri besar.

3. Buruknya sarana infrastuktur jalan. Banyak jalan-jalan dipelosok Bekasi mengalami kerusakan seperti jalan Cikarang – Sukatani. Bila sarana infrastruktur jalan tidak baik maka akan menghambat roda perekonomian, misalnya hasil alam dari warga di pedalaman susah didistribusikan.

4. Adanya bencana alam, seperti banjir yang sekarang sering melanda dan juga bencana alam yang menimpa pesisir pantai.

5. Kurang terpenuhinya akses terhadap kebutuhan hidup dasar seperti kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi.

6. Bekasi yang menuju kota industri menjadi kota impian bagi penduduk sehingga setiap tahunnya jumlah pendatang semakin meningkat dan jumlah pengangguran juga meningkat.

7. Kenaikan harga BBM semakin membuat penduduk mengeluarkan biaya lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara penghasilan tidak naik mengakibatkan taraf hidup masyarakat anjlok. Bahkan sebagian diantaranya turun kelas menjadi penduduk miskin.

Selain itu ada juga beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan di pada umumnya, yaitu :

a. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin

b. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga

c. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar

d. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi

e. Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

E. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kemiskinan

Upaya menanggulangi kemiskinan merupakan tugas bersama yaitu pemerintah dan warga masyarakat, berikut ini upaya-upaya yang dapat digunakan untuk menanggulangi kemiskinan di Bekasi.

1. Pemerintah harus menetapkan wilayah-wilayah industri dan mengadakan perlindungan terhadap lahan pertanian produktif agar tidak digunakan untuk perluasan wilayah industri.

2. Pemerintah dapat mengupayakan agar perusahaan lebih mengutamakan menerima penduduk asli untuk bekerja seperti yang telah disepakati, karena penduduk asli yang lebih berhak menikmati lapangan pekerjaan didaerahnya.

3. Mengadakan pembatasan terhadap jumlah penduduk pendatang yang mencari kerja.

4. Memberikan kredit lunak kepada warga untuk mengembangkan industri rumah tangga yang menyerap tenaga kerja.

5. Membenahi infrastruktur jalan, transportasi, komunikasi, listrik, dan air bersih.

6. Mewujudkan program pendidikan gratis, sehingga anak-anak usia sekolah dapat bersekolah.

7. Pemerintah harus segera memulihkan sektor riil agar tidak terjadi PHK massal di perusahaan-perusahaan. Dengan cara pemerintah perlu memberikan insentif pajak kepada dunia usaha.

8. Pemerintah juga dapat memaksimalkan kembali peran koperasi untuk mengatasi kemiskinan


Selain itu terdapat beberapa macam program yang telah dijalankan oleh pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, antara lain :

· Program BLT ( Bantuan Langsung Tunai )

· Program BOS ( Bantuan Operasional Sekolah )

· Subsidi BBM dan konversi minyak tanah ke gas ( Elpiji )

· Program peminjaman dana untuk membuka usaha demi terciptanya lapangan kerja baru untuk mengentaskan kemiskinan

· Koperasi, walaupun sekarang ini sudah kurang berperan dalam mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu diharapkan pemerintah mampu untuk mengembalikan fungsi dan peranan koperasi.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Kemiskinan adalah kekurangan kebutuhan pendidikan, sangan, pangan, papan, pekerjaan dan kesehatan.

b. Kemiskinan disebabkan oleh banyak factor dan aspek.

c. Untuk menanggulangi kemiskinan butuh peranan dan kesadaran dari masyarakat dan pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan tersebut.

d. Pemerintah pusat maupun daerah bertanggung jawab untuk memenuhi dan menjamin kesejahteraan warga negaranya sesuai dengan PASAL 34 UUD 1945 dan cita – cita nasional bangsa Indonesia.

e. Pemerintah menyelenggarakan beberapa program untuk melaksanakan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, tetapi perlu diperhatikan juga adalah pemerataan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan agar seluruh rakyat dapat menikmati hasil pembangunan tersebut.

2. Saran

a. Penduduk siap menghadapi kompetisi mencari pekerjaan dengan bekal pendidikan yang cukup.

b. Penduduk harus mampu mempertahankan lahan pertanian yang dianggap produktif dari perluasan industri.

c. Mampu mencari solusi dari masalah kemiskinan misalnya mengembangkan industri rumah tangga yang menyerap tenaga kerja.

3. Referensi

a. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

b. http://infoindonesia.wordpress.com/2008/01/15/cara-solusi-mengatasi-kemiskinan-di-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar